SURVEI TERBARU Elektabilitas Parpol, Kabar Baik Buat SBY dan Amien Rais, 'Lampu Merah' Buat Megawati
Ludainews.com.JAKARTA - Survei terbaru elektabilitas partai politik (parpol) ada kabar baik buat SBY dan Amien Rais buat naiknya pamor Partai Demokrat dan Partai Ummat, tapi 'lampu merah' buat partainya Megawati Soekarnoputri yakni PDI Perjuangan, karena elektabilitasnya tergerus isu miring dana Bansos Kemensos.
Lembaga survei New Indonesia Research & Consulting merilis hasil survei elektabilitas partai politik ( parpol) terbaru.
Hasilnya mengejutkan, PDIP yang semula unggul jauh, kini tergerus.
Partai besutan Megawati Soekarnoputri ini dirugikan dengan isu bansos covid-19 yang melibatkan eks Menteri Sosial Juliari Batubara.
Kejutan lain datang dari Partai Demokrat yang kini diguncang isu kudeta.
Hasil positif juga diperoleh Partai Ummat yang didirikan politikus senior, Amien Rais.
Lantas, bagaimana elektabilitas Gerindra, PKB dan partai lainnya?
Dalam kurun waktu empat bulan, elektabilitas partai politik bergerak dinamis.
PDIP masih tetap unggul, tetapi elektabilitasnya anjlok.
Baca juga: PDIP Vs PD Panas Lagi Gegara Cerita 'SBY Bilang Megawati Kecolongan'
Sebaliknya dengan Demokrat yang elektabilitasnya melesat.
Dua parpol yaitu PKS dan PSI mengalami kenaikan elektabilitas.
“Elektabilitas Demokrat melesat, PDIP anjlok, sedangkan PKS dan PSI naik elektabilitasnya,” kata Direktur Eksekutif New Indonesia Research & Consulting Andreas Nuryono dalam siaran pers di Jakarta, pada Minggu (7/2/2021).
Elektabilitas PDI Perjuangan ( PDIP) sebelumnya naik dari 29,3 persen pada survei bulan Juni 2020 menjadi 31,4 persen pada survei bulan Oktober 2020.
Tetapi pada survei terakhir, elektabilitasnya merosot hingga 23,1 persen.
Sementara itu Partai Demokrat sebelumnya turun dari 3,8 persen (Juni 2020) menjadi 3,2 persen (Oktober 2020).
Pada survei terakhir, elektabilitasnya meroket menjadi 8,2 persen, membuat posisi Demokrat berada di empat besar.
“Pengungkapan kasus korupsi bantuan sosial penanganan Covid-19 yang melibatkan menteri dan sejumlah politisi asal PDIP membuat citra parpol penguasa ini melorot tajam,” kata Andreas.
Parpol-parpol oposisi, khususnya Demokrat, cukup berhasil memanfaatkan kemerosotan dukungan terhadap PDIP.
“Naiknya isu kudeta terhadap kepemimpinan Demokrat bisa jadi upaya untuk terus mendulang elektabilitas,” kata Andreas.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) naik dari 5,5 persen (Juni 2020) menjadi 6,1 persen (Oktober 2020) dan terakhir 7,7 persen.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) naik dari 4,2 persen (Juni 2020) menjadi 4,6 persen (Oktober 2020) dan terakhir 4,8 persen.
Parpol-parpol lain cenderung stabil atau turun, misalnya Gerindra dan Golkar.
Gerindra berada pada posisi dua besar (12,5 persen | 12,3 persen | 12,6 persen), sedangkan Golkar menyusul di tiga besar (9,7 persen | 8,8 persen | 9,1 persen).
Lalu ada PKB (6,8 persen | 6,7 persen | 6,4 persen), Nasdem (4,1 persen | 3,7 persen | 3,5 persen), PPP (2,4 persen | 1,9 persen | 2,0 persen), dan PAN (1,6 persen | 1,3 persen | 1,0 persen).
“Yang mengejutkan, Partai Ummat yaitu parpol baru besutan Amien Rais dengan elektabilitas 1,1 persen, atau 0,1 persen di atas PAN, berhasil menggerus basis suara PAN,” kata Andreas.
Parpol lain hanya mampu meraih elektabilitas di bawah 1 persen. Di antaranya Perindo (0,9 persen | 0,5 persen | 0,4 persen), Hanura (0,3 persen | 0,2 persen | 0,2 persen), dan Berkarya (0,3 persen | 0,1 persen | 0,2 persen).
Parpol baru lain yang mulai mendapatkan dukungan adalah Gelora (0,1 persen).
Sisanya tidak meraih dukungan, yaitu PBB, PKPI, Garuda, dan parpol baru Masyumi Reborn.
Masih ada yang tidak tahu/tidak jawab sebesar 19,6 persen.
Survei NEW INDONESIA Research & Consulting dilakukan pada 20-31 Januari 2021, dengan sambungan telepon kepada 1200 orang responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2019.
Margin of error ±2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.
Hasil Survei Sebelumnya
Lembaga Kajian Pemilu Indonesia ( LKPI) melakukan survei untuk mengukur sejauh mana tingkat keterpilihan partai politik (Parpol) di Indonesia.
Dari hasil tersebut, bahwa PDIP akan menang bila Pemilu digelar hari ini.
Meski demikian, LKPI mencatat adanya penurunan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap partai berlambang moncong putih tersebut.
Direktur Eksekutif LKPI, Arifin Nur Cahyono menjelaskan, survei ditanyakan kepada 1.225 responden.
Seluruh responden diberikan pertanyaan parpol mana yang akan dipilih jika pemilu digelar hari ini.
"Maka hasilnya tingkat keterpilihan Parpol, PDIP sebesar 17,8 persen, Partai Golkar sebesar 15,2 persen dan Partai Demokrat 10,8 persen," kata Arifin Nur Cahyono, di Jakarta, Sabtu (2/1/2021).
Menyusul sesudahnya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebesar 8,8 persen, Nasdem 8,1 persen, PKS sebesar 6,9 persen, Gerindra sebesar 6,6 persen, PSI sebesar 4,2 persen, PAN 3,1 persen, PPP 2,9 persen dan Hanura sebesar 1,6 persen. Sedangkan partai lainnya masih berada di bawah 0,5 persen.
Survei dilakukan pada periode 20 sampai 27 Desember 2020, dengan jumlah responden 1.225 orang yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia.
Penentuan sampel metode mix-mode karena riset ini yang dilakukan di era pandemi Covid-19 yang membatasi untuk melakukan wawancara tatap muka.
Survei ini dilakukan melalui sambungan telepon terhadap responden yang dipilih secara acak. Survei melalui telepon menggunakan petugas wawancara yang telah dilatih untuk mengajukan pertanyaan dan mencatat jawaban yang diberikan responden pada komputer.
Untuk margin of error survei sebesar kurang lebih 2,8 persen dan pada tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
- PDI Perjuangan (17, 8%)
- Golkar ( 15,2℅)
- Partai Demokrat (10,8%)
- PKB (8,8%)
- Nasdem (8,1%)
- PKS (6,9%)
- Gerindra (6,6%)
- PSI (4,2%)
- PAN (3,1%)
- PPP (2,9 %)
- Hanura (1,6%)
- Dan lainnya dibawah 0,5 persen
(Sumber: TribunnewsMaker)
Komentar Anda :