Investasi Bodong Mobil di Pekanbaru Terbongkar, Ratusan Korban Termasuk Ustad di Kampar Tertipu Kerugian Mencapai Rp40 Miliar
Senin, 25-08-2025 - 12:20:48 WIB
Pekanbaru- Polsek Senapelan berhasil membongkar praktik investasi bodong bermodus penyewaan mobil mewah yang dijalankan sebuah perusahaan bernama PT Assa Auto Service (AAS). Kasus ini menjerat ratusan orang dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp40 miliar.
Pengungkapan bermula ketika seorang marketing PT AAS menawarkan skema investasi kepada Kanit Reskrim Polsek Senapelan, AKP Abdul Halim. Marketing tersebut menjanjikan dengan menyetor Rp100 juta, investor bisa menggunakan mobil mewah selama tiga tahun, dan setelah kontrak berakhir dana akan dikembalikan 75 persen.
Tawaran itu menimbulkan kecurigaan, hingga AKP Halim melakukan penyelidikan. Hasilnya, mobil yang diberikan kepada investor ternyata hanyalah unit rental. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memastikan PT AAS tidak memiliki izin resmi menghimpun dana masyarakat.
Kasus ini mencuat ke publik pada Jumat (15/8/2025) ketika terjadi keributan di kantor PT AAS di Jalan Nenas, Kecamatan Sukajadi. Sejumlah korban mengamuk dan menyandera komisaris berinisial D. Polisi segera mengamankan tiga orang pengelola perusahaan, yakni D, F, dan K.
“Kami mengamankan tiga orang yang merupakan komisaris serta direktur perusahaan. Korban kami minta membuat laporan resmi di Polsek Senapelan,” kata Kapolsek Senapelan Kompol Akira Ceria melalui Kanit Reskrim, AKP Abdul Halim, Jumat (22/8/2025).
Hingga kini Polsek Senapelan sudah menerima empat laporan, sementara di tingkat Polresta Pekanbaru tercatat lebih dari 40 laporan. Jumlah korban diperkirakan mencapai 400 orang dengan kerugian Rp40 miliar. Polisi menegaskan dana yang dihimpun tidak pernah diputar dalam investasi, melainkan hanya digunakan membayar sewa mobil dan menutup kewajiban kepada korban lain.
“Ini murni skema gali lubang tutup lubang. Tidak ada investasi yang dijalankan,” tegas Halim.
Kasus ini ternyata juga memakan banyak korban di Kabupaten Kampar. Seorang ustad bernama Nursal, yang sehari-hari bertugas sebagai penyuluh agama, ikut tertipu. Tidak hanya dirinya, jamaah binaan dan teman-teman ustad Nursal pun terjerat, sehingga jumlah korban di Kampar saja diperkirakan mencapai ratusan orang.
“Itu baru dari jemaah ustad Nursal, belum lagi simpul-simpul yang lain,” ujar seorang sumber terpercaya.
Ketiga pelaku kini ditahan di Mapolsek Senapelan. Polisi masih menelusuri aset dan aliran dana perusahaan serta membuka layanan pengaduan bagi masyarakat yang merasa dirugikan. Polsek Senapelan bersama Polresta Pekanbaru juga mendalami kemungkinan adanya pihak lain yang terlibat, termasuk potensi korban di luar wilayah Riau. (hr)
Komentar Anda :