Pekanbaru – Pemerintah Kota Pekanbaru menemukan 1.224 balita teridentifikasi tengkes atau stunting berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh kader Posyandu sejak awal Agustus 2025. Data ini menjadi alarm bagi pemerintah kota untuk segera mengambil langkah penanganan serius terhadap masalah gizi anak.

Pendataan yang dilakukan secara menyeluruh ini menyasar total 7.390 balita di seluruh Kota Pekanbaru. Hasilnya, tim yang dibentuk atas arahan Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho juga mencatat temuan lain yang mengkhawatirkan: sebanyak 635 balita mengalami gizi kurang dan 261 balita mengalami gizi buruk.

Agung Nugroho, menjelaskan bahwa data yang terkumpul ini akan menjadi landasan utama bagi pihaknya dalam merancang dan melaksanakan program penanganan. "Berdasarkan data hasil sweeping sejak awal bulan Agustus akan menjadi dasar kita untuk melakukan penanganan langsung di lapangan," jelasnya pada Senin (18/8/2025).

Agung memastikan bahwa setelah pendataan ini, pemerintah tidak akan berhenti sampai di situ saja. Ia menegaskan akan segera melakukan penanganan langsung terhadap seluruh balita yang teridentifikasi stunting dan gizi buruk. Langkah ini merupakan wujud komitmen pemerintah kota dalam menekan angka kasus gizi yang buruk.

Menurut Agung, penanganan yang cepat dan tepat akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan generasi masa depan. Ia mengaku optimis bahwa dengan upaya terstruktur, angka stunting di Pekanbaru dapat ditekan secara signifikan dalam waktu dekat.

"Membangun generasi sehat dan kuat sejak dini adalah investasi penting untuk masa depan kota," tutur Agung. Pernyataan ini menunjukkan visi jangka panjang pemerintah kota untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing.

Fokus penanganan akan diarahkan pada intervensi gizi, pendampingan keluarga, serta edukasi kesehatan yang lebih intensif di tingkat Posyandu dan komunitas. Dengan data akurat di tangan, setiap langkah yang diambil diharapkan dapat lebih tepat sasaran.

Keberhasilan program ini sangat bergantung pada kolaborasi erat antara pemerintah, kader Posyandu, dan masyarakat. Upaya bersama ini diharapkan bisa membawa perubahan signifikan, memastikan setiap anak di Pekanbaru mendapatkan haknya untuk tumbuh sehat dan optimal.(*)