Setahun Pandemi, Kemenkominfo Temukan 2.624 Hoaks Tentang Covid-19
Kamis, 04-03-2021 - 17:32:57 WIB
LUDAINEWS.COM-JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menemukan 2.624 hoaks mengenai Covid-19 dalam kurun waktu 23 Januari 2020-3 Maret 2021. Dari jumlah tersebut, 2.278 hoaks sudah selesai ditindaklanjuti oleh Kemenkominfo dan sisanya masih dalam proses.
Ribuan hoaks tersebut tersebar di empat platform internet, yakni Facebook, Instagram, Twitter dan Youtube. Hoaks terbanyak ditemukan di platform Facebook yakni mencapai 2.055. Disusul Twitter sebanyak 496 hoaks, lalu Youtube 49, dan Instagram 24 hoaks.
"1.775 hoax di facebook sudah kami take down. Di twitter, 438 hoaks juga sudah ditindaklanjuti. Sedangkan hoaks di youtube dan instagram sisa 4 hoaks yang masih kita proses," kata Koordinator Pengendalian Sistem Elektronik dan Konten Internet Kemenkominfo, Anthonius Malau dalam Konferensi Pers Penanganan Hoaks di Tengah Pandemi yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Kamis (4/3).
Oleh sebab itu, Anthonius mengajak masyarakat Indonesia untuk selalu waspada terhadap hoaks. Sebab kata dia, dampak yang ditimbulkan dari hoaks tersebut bukan hanya bisa mencelakai diri sendiri, namun orang lain.
Dia meminta masyarakat untuk membaca berita secara utuh, tidak hanya membaca judul saja. Selain itu, dia juga mengajak masyarakat untuk memverifikasi setiap kali menerima informasi atau berita.
"Pertama, waspadai dulu. Terkadang judul itu click bait. Misalnya judulnya nakes meninggal setelah disuntik vaksin, ketika dibaca sampai utuh, ternyata dia meninggal karena demam berdarah," kata Anthonius.
"Cek juga sumbernya, kalau tidak menampilkan sumber, kita patut duga itu hoaks," ujarnya.
Anthonius mengungkapkan, hoaks yang tersebar di media sosial bukan hanya berupa narasi saja, namun juga banyak berupa foto dan video. Dalam hal ini, dia mengakui bahwa sebagian besar masyarakat tidak bisa langsung menduga apakah mengandung hoaks atau tidak. Dia pun memberikan tips agar bisa dengan mudah mengenali konten foto/ video hoaks.
Baca juga: Diduga Diterkam Buaya, Potongan Tubuh Manusia Ditemukan di Inhu
"Memang butuh keahlian khusus, tapi kita bisa cek keaslian fotonya, apakah di foto itu ada kelainan atau hasil editan. Sebenarnya bisa langsung terlihat dengan kasat mata dan kita bisa menyimpulkan kalau foto itu tidak benar," ujarnya.
Selain itu dia juga menyarankan untuk selalu mengecek tanggal beredarnya foto atau video tersebut. Bila masyarakat menemukan konten hoaks, dia berharap masyarakat tidak segan untuk melaporkannya ke Kominfo.
"Bila mengetahui atau menduga ada konten hoaks, bisa melapor ke aduankonten.id atau ke nomor whatsapp Kominfo 08119224545," kata dia.
Senada dengan Anthonius, Koordinator Program dan Pemeriksa Fakta Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo) Dedy Helsyanto mengajak pemerintah untuk lebih intensif dalam mengedukasi masyarakat agar bisa mewaspadai hoaks. Dia pun mendorong strategi multi stakeholder untuk melawan hoaks mengenai dari hulu ke hilir.
Dia menjelaskan, strategi ini dimulai dari edukasi literasi digital yang bisa dilakukan oleh Kominfo, mafindo, kemenkes, Satgas, KPC PEN, BSSN, Mafindo, dan komunitas terkait lainnya seperti ICT Watch, RTIK, Recon, Siberkreasi, Japelidi, dan sebagainya.
"Dari hulunya harus ada edukasi, kemudian hoax pendampingan berkelanjutan s selama proses hoax debunking oleh Tim Mafindo, Kominfo, Cek Fakta, dan WA Hoax Buster dan yang terakhir dihilirnya yaitu pemblokiran oleh kominfo dan proses hukum oleh Polri," kata Dedy.
(Sumber: Merdeka)
Komentar Anda :